Isi dan format proposal penelitian
Bagian akhir:
Daftar pustaka
Lampiran
Jadwal
kegiatan (kalau perlu)
|
|
Bagian awal :
·
Kulit depan
·
Kulit dalam
·
Halaman persyaratan
·
Halaman persetujuan
·
Kata pengantar
·
Daftar isi
·
Deftar tabel
·
Deftar gambar
·
Daftar lampiran
Bagian isi :
I.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Perumusan
masalah
C. Tujuan
penelitian
D. Hipotesis penelitian
E. Manfaat
penelitian
II.
TINJAUAN PUSTAKA
III.
MATERI DAN METODE (METODOLOGI)
IV.
Prakiraan
biaya (jika diperlukan saja)
Isi dan format skripsi penelitian
Bagian awal :
·
Kulit depan
·
Bagian akhir:
Daftar pustaka
Lampiran
Jadwal
kegiatan (kalau perlu)
|
|
Kulit dalam
·
Ringkasan
·
Halaman persyaratan
·
Halaman persetujuan
·
Halaman tanda tangan penguji
·
Halaman penghargaan jika ada
·
Riwayat hidup
·
Kata pengantar
·
Daftar isi
·
Daftar tabel
·
Daftar gambar
·
Daftar lampiran
Bagian isi :
I.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Perumusan masalah
C. Tujuan penelitian
D. Hipotesis penelitian
E. Manfaat
penelitian
II.
TINJAUAN PUSTAKA
III.
MATERI DAN METODE (METODOLOGI)
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
V. KESIMPULAN DAN SARAN atau KESIMPULAN saja
jika tidak ada saran.
PENYUSUNAN TINJAUAN PUSTAKA
Penelusuran
bahan-bahan kepustakaan atau literatur adalah mutlak dilakukan sejak mulai dari
perencanaan suatu penelitian sampai pada, pengambilan keputusan atau kesimpulan
hasil penelitian. Semakin luas baik kualitas maupun kuantitas penelusuran
literatur, akan memberikan bobot lebih pada hasil atau kesimpulan penelitian
seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa
seseorang peneliti dalam perjalanau karirnya tidak akan terlepas dari menelusuri
literatur atau kepustakaan.
Pada penyusunan tinjauan pustaka atau Bab II dalam
proposal/skripsi, merupakan gambaran
penelusuran kepustakaan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelum penelitian
dilakukan. Tinjauan Pustaka biasa berisi teori-teori dasar tentang objek
penelitian, perlakuan yang dipilih dan variabel atau peubah yang dipakai.
Sebagai contoh adalah penelitian dengan judul 'Pengaruh pemberian probiotik
starbio dan lemak ayam
terhadap produksi puyuh" Maka garis besar isi Tinjauan Pustaka adalah
sebagai berikut :
A. Puyuh, menjelaskan dengan ringkas tentang ternak puyuh dan
keberadaannya di Indonesia serta gambaran produksinya.
B. Ransum Puyuh, menguraikan tentang
kebutuhan gizi temak puyuh terutapa pads mass produksi.
C.
Lemak Ayam, menguraikan
tentang lemak ayam baik secara fisik, kimia atau biologi serta peranannya dalam
ransum. Lebih baik lagi jika didukung dengan hasil-hasil penelitian yang
berhubungan.
D.
Peran Probiotik Starbio Dalam Ransum, menguraikan tentang probiotik khususnya Starbio baik secara fisik, kimia atau biologi
serta peranannya dalam ransum. Lebih baik lagi jika didukung dengan
hasil-hasil penelitian yang berhubungan.
E.
Produksi Telur, menguraikan
tentang produksi telur temak puyuh dan hubungannya dengan perlakuan yang akan diberikan Lebih baik jika didukung dengan hasil hasil
penelitian yang berhubungan.
F.
Konversi Ransum, menguraikan
tentang konversi ransum ternak puyuh serta hubungannya dengan ransum yang
digunakan. Lebih baik lagi jika didukung dengan hasil-hasil penelitian yang
berhubungan.
Materi-materi literatur yang dihimpun akan memberikan kontribusi perbandingan
dengan penelitian yang telah dikerjakan orang lain. Demikian pula konsep dasar
dalam ilmu pengetahuan yang biasanya dihimpun dalam bentuk buku, berperanan
besar pula untuk mengarahkan sasaran suatu penelitian yang dikerjakan.
Pengutipan
hasil kesimpulan atau pendapat orang lain yang digunakan untuk mendukung suatu
tulisan ilmiah tunduk pula pada etika dan moral penelitian. Dalam hal ini tata
cara pengutipan, penampilan kutipan dalam laporan atau tulisan ilmiah lazim
mengacu pada pola-pola
tertentu.
Jadi
sebenarnya publikasi ilmiah beserta pembaca clan pengutipnya tidaklain dari
sebuah jaringan media ilmiah untuk dapat bertukar informasi sesama atau untuk
yang membutuhkan. la mempunyai jaringan yang tidak mengenal batas negara atau
daerah, dan berialan secara simultan tanpa diatur secara ketat oleh negara.
Penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pelaku, tidak mempunyai
hukuman yang tegas, tapi lebih banyak dihukum secara moral, dikucilkan dari
masyarakat ilmiah atau tidak dihargai lagi balk tulisan maupun ucapannya.
Untuk itu masyarakat
ilmiah secara spontan membentuk pola-pola penelusuran literatur, tata cara
pengutipan clan penulisan serta publikasi lanjutan. Walaupun terjadi perbedaanperbeclaan
antara satu lembaga dengan lembaga lain atau antara satu negara dengan negara
lain, namun tetap memegang prinsip-prinsip dasar yang sama seluruh dunia.
II. PENELUSURAN LITERATUR
Penelusuran literatur tidak terlepas dari polarisasi keilmuan seseorang.
Penguasaan literatur bersifat akumulatif pada diri seseorang, balk melalui
peneusuran literatur, berupa buku, jurnal clan bentuk lainnya. Senioritas
seorang peneliti sang menentukan
kemampuannya untuk memilih literatur yang tepat.
Beberapa
hal yang perlu menjacli perhatian dalam penelusuran literatur :
1.
Relevansi
Judul-judul
tulisan ilmiah yang dikutip sewajarnyalah berasal dari cumber-cumber yang resmi
dan mempunyai relevansi dengan penelitian atau tulisan ilmiah yang sedang
disusun. Tingkat kepercayaan yang diberikan terhadap tulisan yang dikutip
didasarkan pula pada biding dan ruing lingkup lembaga, tingkat kepercayaan
terhadap keilmuan penulis. Katakanlah satu tulisan yang berasal dari seseorang
pada lembaga pemerintahan desa yang menyebutkan bahwa tingkat kadar minyak
atsiri tanaman nilarn di daerahnya mencapai 2 %. Data atau informasi ini ini
lebih rendah mutunya bila diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan
Obat, walaupun sama-sama menyebut angka yang sama. Tidak mudah menentukan
keabsahan clan tingkat kepercayaan dari satu informasi. Dalam hal ini
diperlukan perjalanan panjang clan pengalaman seseorang penulis atau peneliti
untuk menilainya. Suatu jurnal ilmiah fisiologi lebih dihargai untuk informasi
informasi fisiologi dibanding dengan informasi yang sama yang diterbitkan oleh
satu majalah populer.
2.
Jenis sumber
Sumber-sumber
dari buku teks pada umumnya adalah
yang bersifat telah baku, clan uraianuraian mengenai ilmu dasar yang lebih
bersifat umum clan dikutip dari tulisan orang lain atau dikutip dari hasil-hasil penelitian. Sumber dari jurnal, atau dari prosiding seminar skripsi, tesis
serta disertasi adalah hasil-hasil yang diterbitkan dari tangan pertama.
Pada umumnya sumber jurnal atau prosiding clan sejenis ini me,-upakan
kesimpulan penelitian yang baru Baja dilaksanakan. Kesimpulan-kesimpulan
yang -Iiperoleh masih dimungkinkan berubah atau dipatahkan oleh hasil
penelitian orang lain yang lebih baru. Surnber-sumber lainnnya dapat berasal
dari koran, majalah ilmiah populer
ataupun hasil wawancara dengan peneliti
atau pimpinan lembaga berwenang.
3. Tahun penerbitan
Perkembangan ilmu clan teknologi
benar-benar sangat cepat, apalagi ditunjang oleh perkembangan dunia teknik
informatika dewasa ini. Pemilihan terhadap sumber yang akan dikutip haruslah
dari penerbitan yang mutakir. Tidak jarang suatu penerbitan atau jurnal yang
telah berlalu beberapa tahun, kesimpulan yang diperoleh mengalami perubahan
clan kemajuan. Demikan juga dari sumber buku (text book), yang selalu
diperbaharui oleh penerbitnya. Tidak ada suatu ukuran standard mengenai berapa
larva penerbitan yang pantas untuk tidak digunakan lagi. Bobot suatu laporan
dinilai kurang akurat bila menggunakan acuan kepustakaan katakanlah sebagian
besar penerbitan tahun enam puluhan.
III. PENGUTIPAN LITERATUR
Metoda pengutipan literatur atau pustaka juga bervariasi, tergantung
kebiasaan seseorang penulis. Pengutipan pustaka yang umum dilakukan antara lain
adalah
1. Pengutipan langsung.
Pengutipan langsung adalah
pengutipan yang persis seperti aslinya kalimat, pernyataan serta isi
dari kepustakaan tersebut. Hal ini biasa dipakai dalam pengutipan pernyataan
yang tidak boleh dirubah atau adanya kekhawatiran bila kalimatnya dirubah akan
memberikan arti lain. Pengutipan ini harus didahului oleh tiga buah tanda baca
titik, lalu diikuti oleh tanda kutip buka, lalu diikuti pengutipan pendapat
atau statement secara langsung tadi, clan diakhiri dengan tiga buah tanda titik
clan tanda kutip tutup, selanjutnya ditulis nama sumber pustaka di belakang
kalimat. Nama pengarang yang dikutip dapat ditempatkan di depan kalimat kutipan
atau di belakang, dengan mencantumkan nama clan tahun penerbitan. Contoh :
Menurut Amir Husin (1997, hal 25)..."tanah gambut dimungkinkan untuk
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian palawija, asal dilakukan perbaikan
drainase terlebih dahulu"..., atau ..."tanah gambut dimungkinkan
untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian palawija, asal dilakukan perbaikan
drainase terlebih dahulu..." (Amir Husin, 1997, hal 25). Kutipan langsung
ini lebih banyak digunakan untuk hal-hal yang barn atau definisi sesuatu.
2. Pengutipan tidak langsung
Pengutipan tidak langsung adalah
pengutipan yang berisi sari pendapat orang lain dari suatu sumber kepustakaan,
atau setidaknya mengutip maksud clan isi suatu pernyataan peneliti lain. Nama
sumber pustaka .dapat di depan atau di belakang kalimat yang dikutip. Kalimat
penyimpulan dapat didahului dengan kata menurut, melaporkan, menyatakan atau
mengemukakan serta dilaporkan oleh. Contoh : Dilaporkan oleh Amir
Husin (1997) bahwa pengembangan lahan gambut di Kalimantan terancam gagal
akibat dalam pengelolaannya ticlak memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah
clan air. Atau diketahui bahwa pengembangan lahan gambut di Kalimantan terancam
gagal akibat dalam pengelolaannya ticlak memperhatikan kaidah-kaidah konservasi
tanah clan air (Amir Husin, 1997).
3. Pengutipan dari kutipan orang lain.
Suatu kutipan dari sebuah laporan
seseorang dimungkinkan pula untuk dikutip kembali. Namun sebaiknya dihindari
karena dikhawatirkan akan terjadi perubahan maksud clan artinya. Apabila sangat
terpaksa, dan literatur aslinya tidak mungkin lagi ditemukan, maka barulah cara
ini dapat ditempuh. Pola ini harus didasari oleh etika yang tinggi, dengan
menyebutkan sumber asli dari pengutip pertama. Dalam hal ini penunjukkan
pengutip pertama di dahului dengan kata-kata cit. (kependekan "citatuni")
yang dicetak miring atau digaris bawahi bila menggunakan mesin ketik
konvensional.. Pada daftar pustaka harus dicantumkan nama pengarang pertama,
tahun penerbitannya, kemudian nama pengarang dan penerbit pengutip pertama.
Contoh : Menurut Amir Husin, 1997 (cit. Yudono Kasim, 1998) bahwa pengembangan
lahan gambut di Kalimantan terancam gagal akibat dalam pengelolaannya tidak
memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air. Citatum di sini
menunjukkan bahwa penulis hanya membaca tulisan Yudono Kasim, 1998 yang di
dalamnya menginformasikan pendapat dari Amir Husin tahun terbitan 1997.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Sumber pengutipan literatur baik
langsung atau tidak langsung maupun kutipan citatum pada bagian akhir dari
tulisan ilmiah tersebut dicantumkan pada daftar sumber-sumber kepustakaan.
Penulisan baku sumber kepustakaan dimulai dengan nama famili pengarang, tahun penerbitan,
judul, penerbit, kota penerbit, dan selanjutnya jumlah halaman. Namun demikian
pada berbagai jenis sumber kepustakaan seperti jurnal, buku, prosiding, koran
dan sebagainya diperlukan tambahan-tambahan informasi.
Penyusunan daftar kepustakaan lazim
menggunakan urutan abjad dari nama famili pengarang, tanpa diberi nomor urut.
Penamaan daftar kepustakaan atau literatur inipun bervariasi. Sebagian
menyenangi menyebutnya dengan referensi, kepustakaan, daftar pustaka dan bahkan
ada yang menyebut daftar bacaan atau literatur. Pemilihan nama kepustakaan ini
diserahkan sepenuhnya pada kebiasaan penulis, cuma disarankan agar sebaiknya
dipakai yang lazim digunakan.
Penulisan nama pengarang sebagian
penulis menyenangi untuk mencantumkannya dalam huruf kapital agar lebih
menonjol. Pada waktu terakhir umumnya penulis-penulis memakai huruf biasa
(bukan kapital). Beberapa hal
yang perlu diperhatikan pada penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut :
1.
Nama
Penulisan nama pengarang atau
penulis disusun berdasarkan abjad. Bila dijumpai penulis yang sama, maka
dilakukan pengurutan berdasarkan tahun penerbitan. Bila kedua-duanya sama pula,
diurut berdasarkan nomor penerbitan bila la merupakan jurnal.
Huruf pertama nama-nama pengarang yang sama, akan diurut
menurut abjad berdasarkan huruf kedua atau huruf berikutnya. Pada baris pertama
ditulis mulai dari pinggir teks kiri, clan baris berikutnya dimulai pada
ketukan ke enam atau ke delapan. Penampilan literatur berikutnya digunakan
paragraf atau alinea sebesar setengah tingginya huruf sebagai pembatas.
Pada nama-nama famili yang dijelas,
nama famili ditulis di depan nama kecil penulis. Hal ini tidak sulit membedakan
untuk nama-nama penulis di luar Indonesia. Tapi untuk penulis Indonesia agak
berbeda. Apabila tidak diketahui dengan jelas nama familinya, maka tetap
dicantumkan utuh seperti biasa. Kesulitan akan dijumpai untuk menentukan
nama-nama famili dari penulis yang berasal dari negara-negara yang tidak
diketahui secara persis sistem penulisan namanya.
Dijumpai juga suatu tulisan ilmiah
yang tidak mencantumkan namanya, tapi hanya lembaga saja. Dalam hal ini dahulu
orang menyebut pengarangnya dengan Annonymous yang artinya tanpa nama. Tapi
sekarang lebih cenderung ditulis dengan nama lembaga.
Dalam teks kutipan nama seseorang pengarang
yang dikutip biasanya hanya ditulis nama familinya saja. Contoh nama lengkap adalah
John Martin Butler, maka dalam teks disebutkan kutipannya Menurut Butler 1999
bahwa .............................................................................................. ,
sedangkan dalam daftar
pustaka ditulis Butler, John Martin 1999. Bila pengarang dua orang maka
penulisan nama ke dua dalam daftar pustaka ditulis secara normal tanpa
menclahulukan nama familinya. Demikian juga halnya dalam teks tetap hanya
mencantumkan nama famili. Contoh : menurut Butler dan Watt 1999, sebenarnya nama lengkap keduanya adalah
: Butler, John Martin and James Kenneth Watt 1998.
1.
Jurnal
Pada prinsipnya pencantuman sumber
literatur secara umum adalah sama, tapi khusus untuk jurnal perlu dicantumkan
No. terbitan dan volume atau tahun. Selanjutnya pada bagian akhir ditulis nomor
halaman dari asal teks yang dikutip yaitu halaman awal dan halaman akhir.
2.
Buku (Text Book)
Penulisan sumber literatur dari
buku, perlu ditambahkan adalah edisi penerbitan clan jumlah halaman dari buku
tersebut. Untuk buku-buku terjemahan, didahulukan menulis nama pengarang asli,
judul buku dan penerbit lalu baru dicantumkan nama penteterjemah atau penyadur.
4.
Prosiding
Pada
penampilan sumber literatur dari prosiding seminar perlu dicantumkan tambahan
informasi tentang tanggal pelaksanaan seminar tersebut. Dalam hal ini sebagai
penulis adalah editor, biasanya terdiri dari beberapa orang yang berasal dari
panitia pengarah.
5.
Suntingan
Banyak dijumpai karangan-karangan
ilmiah atau laporan penelitian yang sejenis dihimpun atau disunting oleh
seseorang menjadi satu buku dengan nama buku tersendiri. Penulisan literatur di
dahului oleh nama pengarang asli, tahun dan judul diikuti kata-kata dalam yang
dicetak miring, selanjutnya nama penyunting, dan tahun, judul suntingan dan
seterusnya penerbit, kota penerbit Berta terakhir halaman awal dan akhir yang
memuat judul tersebut. Pada penampilan nama penyunting tidak didahulukan lagi
nama familinya.
6.
Skripsi, tesis dan
disertasi
Sumber-sumber yang berasal dari
skripsi, tesis dan disertasi mempunyai mutu dan tingkat kepercayaan sama dengan
jurnal. Dalam hal ini perlu ditambahkan dengan mencantumkan kata-kata skripsi,
tesis dan atau disertasi, dan tidak dipublikasi.
7.
Koran dan majalah
populer
Pengutipan sumber literatur dari
koran, majalah populer dimungkinkan dengan menambahkan tanggal dan nomor
penerbitan di samping nama dan identitas penulis.
Contoh-contoh :
Amir Husin. 1998. Reklamasi tanah
gambut di Kalimantan Selatan dalain Ahyat Kusumanegara dan Hengky
Gunawan (ed) 1998. Prosiding, Seminar tanah gambut tanggal 21 – 26 Oktober 1998
di Bogor. Lembaga Pusat Penelitian Tanah Bogor 96 halaman.
Amir Husin, Junaidi Muhammad Ali
1998. Reklamasi dan
pengelolaan tanah gambut di Kalimantan Selatan dalam Ahyat Kusumanegara
dan Hengky Gunawan (ed) 1998.Tanah Gambut. Lembaga
Pusat Penelitian Tanah Bogor 96 halaman.
Butler, John Martin and James
Kenneth Watt 1998. Plant Physiology. Macmillan & Co Ltd. London.
P. 776.
Husaini Datuk Rajo Labiah 1999.
Potensi tanah ulayat di Sumatera Barat menyongsong otonomi daerah. Harian
Haluan Padang tanggal 2 September 1999 Halaman 4.
Lembaga Pusat Penelitian Tanah Bogor. 1999.
Pemanfaatan penginderaan jarak jauh (remote sensing) dalam penentuan
pendahuluan kesuburan tanah di Kalimantan Timur. LPPT Bogor hal. 77 – 89.
Nasution, Andi Hakim 2000. Penggunaan simulasi
komputer dan faktor-faktor lingkungan dalam peramalan produktivitas tanah.
Jurnal Stigma Universitas Andalas Padang No. 3 Volume 4 September 2000. Hal. 31
– 39.
Septiawarman 2000. Pengujian
kadar minyak atsiri nilam (Pogostemon
cablin)pada beberapa level ketinggian penanaman dari permukaan laut. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Andalas
Padang 110 halaman (tidak dipublikasi).
Contoh Penulisan Tinjauan Pustaka:
Ransum merupakan salah satu
faktor yang menentukan kecepatan pertumbuhan, karena, itu dalam menyusun ransum
harus diperhatikan keseimbangan dari zat-zat makanan yang sesuai dengan
kebutuhan ayam broiler tersebut (Wahyu, 1978). Dalam menyusun ransum ayam
broiler, perhatian utama tertuju pada kandungan dan keseimbangan energi dan
protein (Djanah, 1985). Imbangan antara kebutuhan energi termetabolisme, dan
protein ayam broiler berdasarkan umur, menurut Siregar dkk, (1980) dapat
dilihat pada Tabel 1.
Menurut pendapat Djanah (1985), bahwa untuk peroide
stater dapat diberikan lemak dalam ransum sampai 7 % dan untuk periode finisher
6 %. Kebutuhan serat kasar untuk pertumbuhan anak ayam dianjurkan tidak lebih
dari 6,7 % (Santoso, 1987).
Tabel 1. Kebutuhan protein dan. energi
metabolis ayam broiler
Energi Metabolis Kkal/Kg
Ransum
|
Kebutuhan Protein (%)
|
0-5 Minggu
|
6-8 Minggu
|
2,800
|
21.0
|
-
|
2,900
|
21.7
|
18.1
|
3,000
|
22.5
|
18.7
|
3,100
|
23.2
|
19.3
|
3,300
|
28.8
|
20.5
|
3,400
|
-
|
21.2
|
Sumber
: Siregar dkk. (1980).
BUKA LINK LINK INI